Kebahagiaan Anak Bujang, Menang Lomba Nyanyi.

1 Dari semalam sudah semangat karena pagi ini akan ke sekolah menerima hadiah juara 1 lomba menyanyikan lagu Dari Sabang sampai Merauke dalam rangka hari Sumpah Pemuda.

Disuruh tidur awal, langsung tidur trus jam 8 sudah harus bangun beres-beres, eh jam 7.30 udh bangun trus bilang “Pa, Atan masih ingat hari ini harus bangun awal”.

Cerita persiapan untuk ikut lomba ini juga agak menggelikan, antara mau tidak mau dianya ikut lomba, sering tidak pede, takut tidak menang dan lain sebagainya. Jadi latihan intensifnya pas mau tidur sambil baring, betulkan nada-nada yg fals, Selebihnya nyanyi-nyanyi sendiri teriak berdua adeknya.

Sampai pada hari minggu, waktunya untuk take video (karena umak bapaknya sempat hanya di hari minggu untuk take video-video yang butuh pengarahan khusus wkwkwk). Atan bilang, “Pa, kemarin Atan liat di tiktok, ada yang bahas tentang bulan sabit di kuku jempol. Katanya, kalau ada itu tandanya mau ada keberuntungan gitu”. Lantas kujawab “Ya tu, makanya percayalah nanti pasti menang bah. Yok rekaman sekarang.”

Alhasil, setelah ada pengumuman pemenangan lomba dari sekolah dan ternyata juara 1, dia cerita ke mamanya “Ma, ternyata yang dibahas di tiktok itu beneran”, dan Mamanya bingung entah apa yang dimaksud anaknya.

Satu point penting yang dapat kugarisbawahi dari peristiwa ini adalah “Pentingnya menyemangati anak-anak kita, entah seperti apa pun caranya”. Anak-anak seumuran gini sudah tahu tentang “tidak pede” karena berbagai macam alasan.

Dan kalau Atan, alasan tidak pede – nya baru kuketahui pagi ini setelah dia bilang “Pa, Atan heran koq teman Atan si B dak menang ya, padahal kan dia biasanya pasti menang kalau lomba, ini malah Atan yang menang”.

Ternyata, ini pembelajaran kedua orangtuanya yang sedari awal sering cerita tentang keberhasilan temannya yang selalu juara kalau ikut lomba, lalu didengarnya dan terus terpatri di pikirannya.

Selamat Nak …

-FD-

52 3 4