Sore ini, di tengah semarak merayakan imlek, saya sedang  mengisi daya ponsel yang kehabisan baterai. Tanpa disadari, panggilan masuk dari Suster Fabiola terlewatkan begitu saja. 

Tak lama kemudian, di depan toko muncul dua suster kita yang ceria dari balik mobil pickupnya yang mengangkut Drum plastik, sapu dll. Ada Suster Fabiola dan Suster Mauritia, dengan senyum khas mereka.

“Kami mau tanya, di mana ya tempat yang jual bibit ikan kaloi?” tanya Suster Mauritia. “Saya mau gong xi fa chai”, kata Suster Fabiola.

“Oh, gurame maksudnya? Kebetulan sekali, masih suasana Imlek nih. Mari mampir dulu, cicipi kue-kue Imlek yang ada,” ajak saya sambil mempersilakan mereka masuk.

Obrolan pun mengalir, dari topik ringan hingga yang agak berat. Sampailah pada pembahasan tentang anak-anak saya yang baru dua, dan keduanya laki-laki.

“Tidak berencana menambah lagi?” tanya Suster Fabiola dengan penasaran.

“Sebenarnya ada keinginan, apalagi kedua anak bujang saya sejak tahun lalu sudah minta adik perempuan. Tapi kami masih ragu karena berbagai pertimbangan, seperti kesibukan dan kenyamanan dengan situasi sekarang,” jawab saya.

Tanpa diduga, Suster Fabiola memberikan ceramah yang lumayan padat. Intinya, banyak pasangan muda yang enggan menambah anak karena alasan kenyamanan dan kebebasan pribadi. Sebagai umat Katolik, hal ini bisa diartikan kurang percaya pada penyelenggaraan Tuhan.

“Padahal, pepatah ‘banyak anak banyak rejeki’ itu ada benarnya. Kalau banyak anak, nanti ada yang merawat kita bersama-sama. Coba kalau cuma satu anak, kalau dia sukses secara ekonomi, syukur. Kalau tidak? Pasti jadi beban,” ujar Suster Fabiola dengan semangat.

Beliau juga menyinggung situasi di Eropa, di mana panggilan hidup membiara semakin berkurang. “Di biara OSA Belanda, Suster termuda adalah Suster Dion, yang sebenarnya sudah senior. Ini karena semakin sedikitnya panggilan di kalangan anak muda,” tambahnya.

Pembicaraan yang awalnya ringan jadi cukup menyentil bagi saya.

“Entah kenapa saya begitu lancar berceramah hari ini,” ujar Suster Fabiola sambil tersenyum.

“Itu karena Roh Kudus,” ujar Suster Mauritia.

“Iya Suster, ini semua karena penyelenggaraan Ilahi,” tambah saya.

“Andai tadi kamu angkat telepon, kami pasti tidak akan sampai sini, sudah langsung pergi beli bibit ikan kaloinya,” canda Suster Fabiola lagi.

Terima kasih, Suster Fabiola dan Suster Mauritia, sudah menyemangati kami untuk menambah anak lagi. Tapi satu saja ya, jangan tiga. Hahaha.

-Frans Doni-