Pagi ini (19/12), bacaan liturginya berkesan dan meneguhkan.  Bacaan pertama dari Kitab Hakim-Hakim mengisahkan kelahiran Samson, sementara Bacaan Injil dari Lukas bercerita tentang kelahiran Yohanes Pembaptis. Kedua tokoh besar ini lahir dari perempuan yang mandul, dan keduanya hadir di dunia sebagai jawaban atas doa-doa yang dipanjatkan dengan penuh iman oleh orang tua mereka.

Romo Pamungkas dalam homilinya menyampaikan pesan yang sederhana namun mendalam:

“Berdoalah terus-menerus, walaupun terasa doa kita sia-sia. Berdoa itu ibarat sebuah pohon yang sedang bertumbuh. Ketika masih kecil, akarnya bertumbuh ke dalam tanah hingga kuat. Saat waktunya tiba, pohon itu akan menjulang tinggi, melebihi pohon-pohon lain.”

Pesan ini mengingatkanku bahwa doa bukanlah tentang hasil yang instan, melainkan sebuah proses panjang untuk bertumbuh dalam iman.

Berbicara tentang kehidupan doa, saya bukanlah seorang pendoa yang baik. Saya tidak terbiasa dengan doa spontan yang panjang dengan untaian kata-kata yang indah. Namun, sejak setahun terakhir, saya mulai belajar untuk berdevosi kepada Bunda Maria melalui doa Rosario setiap hari. Setiap kali berdoa Rosario, ada satu bagian yang selalu membuatku merinding, yaitu saat mendaraskan Doa Fatima.

Sering kubertanya dalam hati, mengapa hal ini bisa terjadi?

Kata kawan-kawan, Mungkin, doa itu resonansinya agak istimewa tidak hanya bagi saya, tetapi juga bagi mereka yang sudah berpulang. Ada begitu banyak arwah di sekitar kita yang membutuhkan doa—doa yang menjembatani dunia ini dengan kehidupan kekal.

Melalui bacaan hari ini dan pengalaman pribadi, saya jadi semakin yakin bahwa doa tidak pernah sia-sia. Setiap doa, meskipun sederhana, adalah wujud iman yang akan menyentuh hati Allah. Tidak peduli seberapa kecil usaha kita, setiap helai doa adalah bagian dari rencana-Nya yang  besar.

Mari terus berdoa, karena doa adalah akar yang menguatkan kita. Saat waktunya tiba, pohon iman kita akan bertumbuh, membawa berkat bagi diri sendiri dan orang lain. 

Tuhan tidak pernah akan tinggal diam, dan doa kita tidak akan pernah berhenti berbuah.

-Frans Doni-