Usai check koneksi di Warnet, iseng diriku muter-muter sejenak melewati Jln MT.Haryono – S.Parman, tepat di depan Rumah Rakyat terlihat pemandangan yang tidak biasanya. Terlihat di sana hiruk pikuk ‘sepasukan (sepleton ? ) laki-laki berseragam yang katanya ‘pelayan’ masyarakat (baca : Polisi) itu bersiaga berdiri di tepi jalan untuk mengamankan lokasi. Sementara di halaman dalam ‘Rumah Rakyat” terlihat ratusan bapak-ibu berseragam PGRI sibuk berkongkow-kongkow dengan rekan seprofesinya.
Iseng karena penasaran, saya coba bertanya ke seorang Pak Guru tentang apa gerangan yang telah terjadi bertepatan dengan Hari Guru Nasional + 1 ini 😀 dan cerita punya cerita ternyata Para “oemar bakri” ini berdemo sebagai bentuk solidaritas karena salah satu rekannya terlibat masalah yang katanya masalah illegal logging.
Issue yang sebenarnya sudah beberapa minggu lalu kudengar ini ternyata muncul juga sebagai topik hangat di daerah. Alkisah, ada seorang guru yang namanya Ibu Agnes, mantan suster yang menjadi orang awam dijebloskan ke penjara, menjadi tahanan Polres gara-gara membawa kayu dari Hulu ke Ketapang tanpa ijin, yang peruntukannya sebenarnya untuk konsumsi pribadi bukan untuk dikomersialisasi, dan jelas-jelas kayu yang bersangkutan sudah diolah untuk siap pakai sebagai pondasi rumah (sudah dibentuk sedemikian hingga hanya dipakai untuk pondasi). Tapi yang namanya aparat yah tidak ada toleransi untuk hal-hal seperti itu.
Kemudian, kemarin setelah apel bersama dalam rangka hari Guru nasional, Rekan-rekan para ‘oemar bakri’ ini juga beramai-ramai mengunjungi Bu Agnes di Polres Ketapang, tapi ternyata tidak diterima dengan baik oleh Pihak Polres. Bu Ages dilarang untuk bertemu dengan rekan-rekan seprofesinya. Ini yang akhirnya memicu ‘Oemar Bakri’ kembali beraksi pada hari ini. Bahkan ada issue yang beredar, Rencana jangka panjangnya para Oemar Bakri ini akan memboikot Ujian Nasional di Ketapang jikalau pada akhirnya masalah ‘yg katanya penindasan rakyat kecil’ ini tidak kunjung selesai juga.
Apa kata dunia ??
Leave a Reply